Satuan Elite TNI Tuai Pujian Dari Kepala BNN Karena Hal Ini ...
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso berulangkali menyampaikan sanjungannya terhadap institusi TNI saat melantik Satgas Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba Sumatera Utara di Lapangan Merdeka Medan. Budi menyanjung TNI lantaran berperan aktif memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
Komjen Budi Waseso berulangkali menyampaikan sanjungannya terhadap institusi TNI saat melantik Satgas Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba Sumatera Utara di Lapangan Merdeka Medan |
"TNI telah berbuat nyata. Karena TNI sekarang ini sudah bagian dari BNN," kata Budi, Kamis (19/10/2017). Jenderal bintang tiga ini mengatakan, beberapa petugas TNI sudah ada yang menjabat sebagai kepala BNN Kabupaten/Kota.
"Sepengetahuan saya, sudah ada dua orang yang menjabat kepala BNNK dari TNI. Itu artinya, TNI sudah berperan aktif dalam menjaga negara dari ancaman narkoba," kata Budi. Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, sejatinya narkoba dapat mengganggu stabilitas negara. Katanya, TNI sebagai garda terdepan harus sama-sama memerangi bahaya narkoba ini. "Dari 500 Kg ganja yang kami sita, 20 Kg diantaranya merupakan sitaan TNI. Mudah-mudahan kerjasama ini tetap berlanjut," ungkap Buwas didampingi Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjend Arman Depari.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso berjanji akan memerangi habis-habisan bandar narkoba di Indonesia. BNN, kata Buwas, saapan Budi Waseso, akan menggandeng satuan-satuan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memerangi peredaran narkotika.
"Sebagai Kepala BNN saya serius menggandeng TNI untuk pemberantasan narkotika. Saya menunjuk dua Kepala BNN Kabupaten/Kota berlatar belakang TNI," kata Buwas saat mengukuhkan 17 Satuan Tugas Pemberantasan Narkotika kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) di Lapangan Merdeka Medan, Kamis 19 Oktober 2017.
Baca juga: BNN Kejar Pakai Speedboat Jaringan Narkoba Malaysia di Tarakan
Menurut Buwas, Provinsi Aceh, Sumut, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur menjadi pintu gerbang besar narkotika masuk ke Indonesia. Penyebabnya, kata Buwas karena daerah-daerah itu berdekatan dengan Malaysia dan Singapura. "Jaringan besar narkoba Asia Tenggara ada di Malaysia dan Singapura. Negaranya melindungi para bandar narkoba itu. Mereka merusak generasi muda Indonesia," kata Buwas.
Menurut Buwas, ada 72 jaringan internasional dan 11 negara yang aktif menyuplai narkotika ke Indonesia. Tahun lalu, sambung Buwas, jaringan narkotika internasional dari Negara Tiongkok memasok 250 ton sabu ke Indonesia namun hanya bisa diamankan 3,4 ton sabu.
Baca juga: BNN Nilai Aparat Malaysia Tak Kompeten Cegah Peredaran Narkoba
Data 250 ton sabu asal Tiongkok itu didapat Buwas dari Kementerian Tiongkok untuk urusan narkotika. Selain Tiongkok, Belanda, ujar Buwas juga aktif mengirim narkoba jenis ekstasi ke Indonesia.
Sumber : Tribunnews.com
Sumber : Tribunnews.com